Semakin banyak ilmu, semaikn lapang hidup.
Semakin sedikit ilmu,
semakin sempit hidup.
(Buya Hamka)
Jika anda tidak menghasilkan
apa-apa dalam belajar, anda harus mengecek kembali metode belajar anda. Tapi
jika anda tidak bergairah dalam belajar, anda harus segera menyadari mungkin
anda tidak memiliki tujuan, atau malah kehilangan tujuan.
Apa tujuan anda belajar? Sebagai
orang bertuhan, tentu tiada lagi tujuan kita selain mengabdi padaNya. Maka
belajarpun harus karena perintah dan untuk mengabdi padanya, bukan? Karena
hidup adalah untuk pengabdian kepadaNya, maka belajarpun haruss karenaNya.
Karena hilangnya spirit ketuhanan
inilah, maka jangan heran banyak terjadi pelencengan dalam proses belajar dan
turunnya semangat belajar. Pelencengan proses belajar antara lain tradisi
menyontek dalam tes, ujian, bahkan pembuatan skripsi atau tesis. Juga
terjadinya jual beli ijazah, perjokian sampai jual beli gelar. Pelaku-pelaku
tersebut nampak kehilangan tujuan ketuhanannya. Mereka mulai mengambil dunia
sebagai tujuan. Sebagian karena ingi mengincar jabatan atau posisi, dan
sebagian besar karena ingin mengeruk uang dalam jumlah banyak dengan cara cepat
namun tidak halal.
Jika tujuan ketuhanan atau
spiritual ini masih dipegang, tentulah tak ada fenomena menyontek di
lembaga-lembaga pendidikan, pemalsuan ijazah sampai jual beli karya ilmiah.
Tentulah hasil belajar yang akan diperoleh sangat luar biasa bahkan memperoleh
berkahNya. Kadang tujuan spiritual tidak abstrak dan sering tergeser oleh
tujuan dunia. Sebenarnya bukan bergeser
namun kita harus punya tujuan-tujuan kecil untuk mencapai tujuan besar.
Bukankah untuk mencapai 100 kiloimeter harus mencapai 10 kilometer dulu?
Begitupula dengan tujuan.
Maka kita harus mencari
tujuan-tujuan kecilnya. Tujuan-tujuan itu adalah kemudahan hidup. Banyak alat diciptakan oleh manusia agar hidupnya
semakin mudah, bukan? Maka kita mempelajari komputer agar kita menguasainya dan
pekerjaan harian kita makin mudah. Kita mempelajari bahasa agar komunikasi kita
semakin mudah, dan kita mempelajari agar kita mudah mengelola alam untuk
kemudahan hidup kita.
Ilmu sangat menarik. Kadang kita tak
punya harapan apa-apa dalam mempelajari sesuatu selain kita melihat betul-betul
menarik. Kita lihat begitu menariknya ilmu psikologi,maka kita pun
mempelajarinya. Dan jika makin menarik, mungkin kita memilih untuk lebih serius
dan kemudian bahkan ikut meneliti sesuatu disitu. Maka dengan alasan inilah
banyak lahir ilmuan-ilmuan yang menganggap bahwa yang mereka tekuni itu sebagai
kesenangan atau hobi.
Kemajuan negara. Banyak juga orang yang
memilih mempelajari sesuatu karena ia tergerak hatinya untuk membangun
kampungnya, kota kelahirannya, atau negerinya. Ini seperti dilakukan BJ Habibie,
presiden indonesia ketiga saat dulu ia kuliah di Jerman. Pilihan kuliahnya
mengambil jurusan dirgantara karena ia ingi mewujudkan impian Presiden Soekarno
bahwa indonesia sebagai negara kepulauan harus memiliki transportasi penghubung
yang sesuai. Itu adalah penerbangan. Maka banyak pula anak-anak desa bertekad
menimba ilmu untuk membangun pertanian desanya. Sebagian belajar ilmu keguruan
untuk membangun pendidikan desanya.
Kekayaan. Tujuan lain yang populer
adalah belajar karena mencari kekayaan. Ini sama dengan belajar untuk mengejar
ijazah agar mudah mendfapatkan pekerjaan. Maka para pemuda berbondong-bondong
masuk sekolah-sekolah dan kampus-kampus terbaik agar menjadi lulusan terbaik
untuk masuk kerja di perusahaan atau lembaga-lembaga terbaik.
Sebenarnya 4 tujuan kecil diatas
sudah otomatis ada dalam benak kita ketika kita belajar. Dan itu tidak salah
sebenarnya. Namun kemudian menjadi salah ketika para pembelajar hanya memiliki
4 tujuan tersebut dan mengabaikan tujuan utama sebagai sarana mengabdi padaNya.
Mengapa tujuan utama tadi sangat
penting? Tujuan itu akan membuat hidup kita terarah, memilih proses yang benar,
dan kita memiliki daya tahan yang kuat ketika hambatan menghadang. Hidup
terarah karena tujuannya sangat fokus dan jelas: Tuhan. Lalu ia akan memilih
proses yang benar sesuai petunjuk Tuhan dan hidupnya akan berkah. Terakhir ia
akan kuat saat hambatan menghadang, karena hambatan itu akan mengecil ketika
tujuan kita besar. Maka sebelum belajar, milikilah tujuan terbesar dan hakiki
tersebut.
(Sumber: KEAJAIBAN BELAJAR karya Yunsirno_Pustaka
Jenius)
0 komentar:
Posting Komentar