Senin, 03 Desember 2012

Mengapa harus belajar…?


Semakin banyak ilmu, semaikn lapang hidup.
Semakin sedikit ilmu, semakin sempit hidup.
(Buya Hamka)

Jika anda tidak menghasilkan apa-apa dalam belajar, anda harus mengecek kembali metode belajar anda. Tapi jika anda tidak bergairah dalam belajar, anda harus segera menyadari mungkin anda tidak memiliki tujuan, atau malah kehilangan tujuan.
Apa tujuan anda belajar? Sebagai orang bertuhan, tentu tiada lagi tujuan kita selain mengabdi padaNya. Maka belajarpun harus karena perintah dan untuk mengabdi padanya, bukan? Karena hidup adalah untuk pengabdian kepadaNya, maka belajarpun haruss karenaNya.
Karena hilangnya spirit ketuhanan inilah, maka jangan heran banyak terjadi pelencengan dalam proses belajar dan turunnya semangat belajar. Pelencengan proses belajar antara lain tradisi menyontek dalam tes, ujian, bahkan pembuatan skripsi atau tesis. Juga terjadinya jual beli ijazah, perjokian sampai jual beli gelar. Pelaku-pelaku tersebut nampak kehilangan tujuan ketuhanannya. Mereka mulai mengambil dunia sebagai tujuan. Sebagian karena ingi mengincar jabatan atau posisi, dan sebagian besar karena ingin mengeruk uang dalam jumlah banyak dengan cara cepat namun tidak halal.
Jika tujuan ketuhanan atau spiritual ini masih dipegang, tentulah tak ada fenomena menyontek di lembaga-lembaga pendidikan, pemalsuan ijazah sampai jual beli karya ilmiah. Tentulah hasil belajar yang akan diperoleh sangat luar biasa bahkan memperoleh berkahNya. Kadang tujuan spiritual tidak abstrak dan sering tergeser oleh tujuan dunia.  Sebenarnya bukan bergeser namun kita harus punya tujuan-tujuan kecil untuk mencapai tujuan besar. Bukankah untuk mencapai 100 kiloimeter harus mencapai 10 kilometer dulu? Begitupula dengan tujuan.
Maka kita harus mencari tujuan-tujuan kecilnya. Tujuan-tujuan itu adalah kemudahan hidup. Banyak alat diciptakan oleh manusia agar hidupnya semakin mudah, bukan? Maka kita mempelajari komputer agar kita menguasainya dan pekerjaan harian kita makin mudah. Kita mempelajari bahasa agar komunikasi kita semakin mudah, dan kita mempelajari agar kita mudah mengelola alam untuk kemudahan hidup kita.
Ilmu sangat menarik. Kadang kita tak punya harapan apa-apa dalam mempelajari sesuatu selain kita melihat betul-betul menarik. Kita lihat begitu menariknya ilmu psikologi,maka kita pun mempelajarinya. Dan jika makin menarik, mungkin kita memilih untuk lebih serius dan kemudian bahkan ikut meneliti sesuatu disitu. Maka dengan alasan inilah banyak lahir ilmuan-ilmuan yang menganggap bahwa yang mereka tekuni itu sebagai kesenangan atau hobi.
Kemajuan negara. Banyak juga orang yang memilih mempelajari sesuatu karena ia tergerak hatinya untuk membangun kampungnya, kota kelahirannya, atau negerinya. Ini seperti dilakukan BJ Habibie, presiden indonesia ketiga saat dulu ia kuliah di Jerman. Pilihan kuliahnya mengambil jurusan dirgantara karena ia ingi mewujudkan impian Presiden Soekarno bahwa indonesia sebagai negara kepulauan harus memiliki transportasi penghubung yang sesuai. Itu adalah penerbangan. Maka banyak pula anak-anak desa bertekad menimba ilmu untuk membangun pertanian desanya. Sebagian belajar ilmu keguruan untuk membangun pendidikan desanya.
Kekayaan. Tujuan lain yang populer adalah belajar karena mencari kekayaan. Ini sama dengan belajar untuk mengejar ijazah agar mudah mendfapatkan pekerjaan. Maka para pemuda berbondong-bondong masuk sekolah-sekolah dan kampus-kampus terbaik agar menjadi lulusan terbaik untuk masuk kerja di perusahaan atau lembaga-lembaga terbaik.
Sebenarnya 4 tujuan kecil diatas sudah otomatis ada dalam benak kita ketika kita belajar. Dan itu tidak salah sebenarnya. Namun kemudian menjadi salah ketika para pembelajar hanya memiliki 4 tujuan tersebut dan mengabaikan tujuan utama sebagai sarana mengabdi padaNya.
Mengapa tujuan utama tadi sangat penting? Tujuan itu akan membuat hidup kita terarah, memilih proses yang benar, dan kita memiliki daya tahan yang kuat ketika hambatan menghadang. Hidup terarah karena tujuannya sangat fokus dan jelas: Tuhan. Lalu ia akan memilih proses yang benar sesuai petunjuk Tuhan dan hidupnya akan berkah. Terakhir ia akan kuat saat hambatan menghadang, karena hambatan itu akan mengecil ketika tujuan kita besar. Maka sebelum belajar, milikilah tujuan terbesar dan hakiki tersebut.

(Sumber: KEAJAIBAN BELAJAR karya Yunsirno_Pustaka Jenius)

Related Post:

0 komentar:

Posting Komentar