Edufair

Edufair @bungbulang

Edufair 2013

Kunjungi di Kampus SMAN NEGRI 7 GARUT Pada tanggal 26 - 27 Januari 2013

Perpustakaan

Menebar virus baca

Diskusi

Motivasi pendidikan

Silaturahmi Bulanan

Makan bersama keluarga besar

Senin, 10 Desember 2012

HIDUP SUKSES



Sebagai makhluk sosial yang dikaruniakan Allah SWT berupa akal pikiran dan emosi, manusia selalu berupaya untuk memenuhi setiap keinginannya sepertyi ingin makan dan minum, pakaian, uang, rumah, televisi berwrna, mobil dan sederetan keinginan yang bersifat materi. Tiap manusia juga ingin sehat, panjang umur, aman, cinta, harga diri dan keinginan-keinginan non-material lainnya. Hampir semua keinginan tersebut dapat dipenuhi. Ada sebagian orang yang mengartikan bahwa keberhasilan manusia untuk menggapai apa yang diinginkan ini sebagai SEBUAH SUKSES.
Dalam kamus motivasi dan pengembangan diri kontemporer, tidak ada kata yang lebih populer dan menjadi idiom wajib yang harus diketahui, dipahami, dihapal dan disemboyankan, kecuali kata SUKSES. Sebuah kata yang selalu diidam-idamkan oleh setiap orang, baik tua ataupun muda, bujang atau berkeluarga, pesuruh atau bos, baik manager atau direktur, baik pegawai birokrat atau politisi. Semua orang menginginkan dan mengimpikan sukses. Sukses dalam hidupnya sebagai pengusaha, sukses sebagai orangtua, sukses sebagai sahabat, sukses sebagai warga masyarakat dan seterusnya. Jika dilihat dari kenginan manusia ini, maka sukses dapat diartikan sebagai sebuah keberhasilan manusia mencapai apa yang diinginkannya. Namun tidak semua pencapaian keinginan dapat diartikan sebagai sebuah kesuksesan.
Bagi seorang muslim, menginginkan hidup sukses berarti menginginkan hidup bahagia baik di dunia maupun di akhirat. Inilah yang selalu kita idamkan dan kita minta kepada Allah swt dalam setiap doa. Dan doa ini pula yang sebaik-baiknya bagi seorang muslim.
Allah swt berfirman:
Dan diantara mereka ada yang berdoa: Ya tuhan kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peloiharalah kami dari siksa neraka” (Q.S Al-Baqarah:201)
Menurut fitrahnya, manusia diciptakan Allah swt ke muka bumi adalah sebagai hamba-Nya, yang akan  mengabdikan hidup dan kehidupannya untuk Allah swt semata, sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur’an:
Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia, kecuali agar meng-ibadahi-Ku (Q.S Adz-Dzariyat:56)
Jika dilihat dari ayat ini, maka makna sukses adalah keberhasilan manusia untuk menjadikan apapun yang ada padanya sebagai sarana untuk menegakkan pengabdiannya kepada Allah semata.
Allah dan Rasul-Nya telah memerintahkan agar manusia mengikuti fitrahnya, sebagaimana Allah telah menentukan fitrah kepadanya. Maka fitrah sukses yang sudah ada pada diri manusia harus dibangkitkan jika manusia ingin menggapai sukses secara fitrah yang dikehendaki Allah. Selayaknyalah kita meninggalkan semua konsep dan metode non fitrah yang telah direka dan diraba-raba manusia yang tidak mengetahui hakikatnya. Maka panduan Allah dan Rasul-Nyalah yang mesti diikutinya.
Islam telah memberikan tuntunan dalam upaya meraih kesuksesan hidup tersebut.
Pertama, dengan beriman dan beramal shaleh. Kesuksesan hidup, manakala memperhatikan dan menggunakan waktu hidup dengan beriman dan beramal shaleh, dan menebar iman dan islam dengan sesama yang dibangun atas tawasyaubil haq wa tawasyaubis shobr, semangat untuk saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.
Kedua,Ridho terhadap takdir Allah swt. Kesuksesan dapat diraih oleh mereka yang beriman kepada Allah swt. Sedangkan, meyakinkan ketentuan dan kekuasaan  (qadha dan qadar) Allah adalah bagian dari iman kepada-Nya. Dan ridha itu adalah bagian dari iman pada qadha dan qadar. Oleh karena itu, manusia wajib hati-hati terhadap buaian dan dampak buruk yang ditimbulkan.
Ketiga, tawakal kepada Allah swt. Manusia yang ingin sukses tidak boleh terlena oleh segala macam angan-angan dan bujuk rayu dunia. Ia harus ayakin kepada Allah swt dan berharap anugrah kepada-Nya.
Keempat, selalu mengingat Allah swt. Kesuksesan hanya akan di raih oleh orang yang keadaan hatinya damai dan tentram. Hati yang damai dan tentram hanya akan diraih dengan selalu mengingat kepada Allah swt. Allah swt akan menurunkan kedamaian dan ketentraman bagi orang-orang yang dalam setiap detak jantungnya, hembusan nafasnya, langkah hidupnya senantiasa ingat Allah dan menjadikan Allah sebagai satu-satunya motivasi meraih kesuksesan.
Kelima, menyusun perencanaan kedepan. Yaitu dengan memberikan perhatian terhadap pekerjaan hari ini dan tidak berlarut dalam keluh kesah kenyataan masa lalu. Setiap orang yang ingin hidup sukses, hendaknya selalu menanamklan paradigma berpikir sukses sehingga dapat meraih kesuksesan di dunia dan di akhirat kelak.

(Oleh: Kabul)

Senin, 03 Desember 2012

Mengapa harus belajar…?


Semakin banyak ilmu, semaikn lapang hidup.
Semakin sedikit ilmu, semakin sempit hidup.
(Buya Hamka)

Jika anda tidak menghasilkan apa-apa dalam belajar, anda harus mengecek kembali metode belajar anda. Tapi jika anda tidak bergairah dalam belajar, anda harus segera menyadari mungkin anda tidak memiliki tujuan, atau malah kehilangan tujuan.
Apa tujuan anda belajar? Sebagai orang bertuhan, tentu tiada lagi tujuan kita selain mengabdi padaNya. Maka belajarpun harus karena perintah dan untuk mengabdi padanya, bukan? Karena hidup adalah untuk pengabdian kepadaNya, maka belajarpun haruss karenaNya.
Karena hilangnya spirit ketuhanan inilah, maka jangan heran banyak terjadi pelencengan dalam proses belajar dan turunnya semangat belajar. Pelencengan proses belajar antara lain tradisi menyontek dalam tes, ujian, bahkan pembuatan skripsi atau tesis. Juga terjadinya jual beli ijazah, perjokian sampai jual beli gelar. Pelaku-pelaku tersebut nampak kehilangan tujuan ketuhanannya. Mereka mulai mengambil dunia sebagai tujuan. Sebagian karena ingi mengincar jabatan atau posisi, dan sebagian besar karena ingin mengeruk uang dalam jumlah banyak dengan cara cepat namun tidak halal.
Jika tujuan ketuhanan atau spiritual ini masih dipegang, tentulah tak ada fenomena menyontek di lembaga-lembaga pendidikan, pemalsuan ijazah sampai jual beli karya ilmiah. Tentulah hasil belajar yang akan diperoleh sangat luar biasa bahkan memperoleh berkahNya. Kadang tujuan spiritual tidak abstrak dan sering tergeser oleh tujuan dunia.  Sebenarnya bukan bergeser namun kita harus punya tujuan-tujuan kecil untuk mencapai tujuan besar. Bukankah untuk mencapai 100 kiloimeter harus mencapai 10 kilometer dulu? Begitupula dengan tujuan.
Maka kita harus mencari tujuan-tujuan kecilnya. Tujuan-tujuan itu adalah kemudahan hidup. Banyak alat diciptakan oleh manusia agar hidupnya semakin mudah, bukan? Maka kita mempelajari komputer agar kita menguasainya dan pekerjaan harian kita makin mudah. Kita mempelajari bahasa agar komunikasi kita semakin mudah, dan kita mempelajari agar kita mudah mengelola alam untuk kemudahan hidup kita.
Ilmu sangat menarik. Kadang kita tak punya harapan apa-apa dalam mempelajari sesuatu selain kita melihat betul-betul menarik. Kita lihat begitu menariknya ilmu psikologi,maka kita pun mempelajarinya. Dan jika makin menarik, mungkin kita memilih untuk lebih serius dan kemudian bahkan ikut meneliti sesuatu disitu. Maka dengan alasan inilah banyak lahir ilmuan-ilmuan yang menganggap bahwa yang mereka tekuni itu sebagai kesenangan atau hobi.
Kemajuan negara. Banyak juga orang yang memilih mempelajari sesuatu karena ia tergerak hatinya untuk membangun kampungnya, kota kelahirannya, atau negerinya. Ini seperti dilakukan BJ Habibie, presiden indonesia ketiga saat dulu ia kuliah di Jerman. Pilihan kuliahnya mengambil jurusan dirgantara karena ia ingi mewujudkan impian Presiden Soekarno bahwa indonesia sebagai negara kepulauan harus memiliki transportasi penghubung yang sesuai. Itu adalah penerbangan. Maka banyak pula anak-anak desa bertekad menimba ilmu untuk membangun pertanian desanya. Sebagian belajar ilmu keguruan untuk membangun pendidikan desanya.
Kekayaan. Tujuan lain yang populer adalah belajar karena mencari kekayaan. Ini sama dengan belajar untuk mengejar ijazah agar mudah mendfapatkan pekerjaan. Maka para pemuda berbondong-bondong masuk sekolah-sekolah dan kampus-kampus terbaik agar menjadi lulusan terbaik untuk masuk kerja di perusahaan atau lembaga-lembaga terbaik.
Sebenarnya 4 tujuan kecil diatas sudah otomatis ada dalam benak kita ketika kita belajar. Dan itu tidak salah sebenarnya. Namun kemudian menjadi salah ketika para pembelajar hanya memiliki 4 tujuan tersebut dan mengabaikan tujuan utama sebagai sarana mengabdi padaNya.
Mengapa tujuan utama tadi sangat penting? Tujuan itu akan membuat hidup kita terarah, memilih proses yang benar, dan kita memiliki daya tahan yang kuat ketika hambatan menghadang. Hidup terarah karena tujuannya sangat fokus dan jelas: Tuhan. Lalu ia akan memilih proses yang benar sesuai petunjuk Tuhan dan hidupnya akan berkah. Terakhir ia akan kuat saat hambatan menghadang, karena hambatan itu akan mengecil ketika tujuan kita besar. Maka sebelum belajar, milikilah tujuan terbesar dan hakiki tersebut.

(Sumber: KEAJAIBAN BELAJAR karya Yunsirno_Pustaka Jenius)